Koran Hebat

Koran Hebat

Tanpa Sebab Anggota BPD Dianiaya

CILEBAR, Spirit Parman (35), salah seorang anggota BPD Desa Rawasari, Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang, melaporkan kasus penganiayaan terhadap dirinya yang dilakukan oleh Mk, Warga Desa Cikande, Kecamatan Cilebar, kepada pihak Polres Karawang, Juma (9/10). "Muksin yang telah melakukan penganiayaan dengan memukuli saya sampai saya luka sobek dan berdarah di bagian pelipis saya,” kata Parman, saat ditemui Spirit Karawang, di rumahnya, Sabtu (10/10). Ia menyebutkan, laporannya telah diterima oleh pihak kepolisian dengan nomor STTL/805/x2015/JABAR/RES KRW". Awal kejadian penganiayaan yang dilakukan oleh terlapor, tutur Parman, saat dirinya mengemudikan sebuah mobil pick up yang ditumpangi oleh warga, sewaktu menjemput jemaah haji yang baru pulang dari tanah suci. "Namun ketika di tengah jalan Mk memberhentikan mobil saya dan tanpa basa-basi saya langsung dipukul bertubi-tubi. Saya juga tidak tahu permasalahanya, karena selama ini saya belum pernah mempunyai musuh dengan siapa pun," ujarnya. Sementara Sekretaris Forum Komunikasi BPD Karawang, Deden Nurdiansyah, mengatakan, kejadian yang menimpa anggota BPD Desa Rawasari tersebut tidak boleh dibiarkan. Kejadian ini harus terus diproses secara hukum, karena ia memandang penganiayaan tersebut sudah menginjak-injak harga diri BPD. "Penganiayaan yang dialami oleh anggota BPD Desa Rawasari tidak bisa dibiarkan begitu saja dan saya berharap pihak kepolisian Polres Karawang, segera melakukan penangkapan terhadap Mk, pelaku yang sudah menganiaya Anggota BPD," katanya.(yan)

Siswa SDN Kutajaya 3 Tak Takut Belajar

KUTAWALUYA, Spirit Sekitar 40 orang siswa Kelas 4 dan 5, yang berada di SDN Kutajaya 3, yang terletak di Desa Kutajaya, Kecamatan Kutawaluya, Karawang. Kini mulai menempati ruang kelas barunya yang baru saja selesai di bangun, pasca roboh akibat lapuk dimakan usia. "Setelah 4 bulan harus bergiliran ruangan menerima pelajaran dari guru kelasnya, kini murid SDN Kutajaya 3, yakni kelas 4 dan kelas 5 sudah merasa nyaman masuk ke ruangan kelasnya masing-masing untuk belajar, setelah atap gedung bangunan kelas di perbaiki dengan dana pembangunan yang di berikan oleh pihak Pemkab Karawang," kata Kepala SDN Kutajaya 3, H Jaenal Aripin, yang ditemui Spirit Karawang, di di depan SDN Kutajaya 3, Sabtu (9/10). Menurut Jaenal, bukan hanya para siswa saja, yang merasa nyaman menerima pelajaran di kelasnya yang baru saja di bangun, namun para guru SDN Kutajaya 3 pun, merasa tenang dalam memberikan pelajaran kepada sejumlah siswa di SDN KUtajaya 3. "Sekarang, saya dan juga para Guru di SDN Kutajaya 3, merasa tenang dalam memberikan pelajaran kepada siswa, tidak seperti dulu selalu was-was karena takut bangunan roboh.” Selain itu Jaenal pun, mengucapkan sukurnya atas selesainya renopasi bangunan atap gedung sekolah yang di yang berhasil di bangun kurun waktu 2 bulan lamanya, karena dalam proses pembangunan tidak ada kendala yang bisa menghambat pembangunan tersebut. "Selain saya bersukur atas selesainya renopasi pembangunan, saya juga tidak lupa menghatiurkan rasa terimakasih saya kepada pihak Pemerintah Karawang, yang telah memberikan anggaran untuk membangun SDN Kutajaya 3 yang sudah roboh," tandas Jenal.(yan)

Tekad HAM-Miing Gelar Rutin Seni Budaya Karawang Butuh Gedung Kesenian

Tekad HAM-Miing Gelar Rutin Seni Budaya Karawang Butuh Gedung Kesenian
KARAWANG, Spirit Pasangan calon bupati H Akhmad Marjuki (HAM) dan calon wakil bupati, Dedi S Gumelar (Miing) bertekad menggelar agenda rutin pentas seni budaya Karawang pada tiap akhir pekan saat keduanya menduduki tampuk pemerintahan Karawang lima tahun mendatang. Hal tersebut dimaksudkan agar kesenian dan budaya Kota Pangkal Perjuangan selalu berkembang dan para seniman lebih terperhatikan. Pasalnya, selama ini, seni budaya Karawang dinilai masih belum mendapat perhatian yang baik oleh pemerintah Kabupaten Karawang. “Pentas seni budaya Karawang nanti akan digelar tiap minggu di gedung kesenian daerah yang akan dibangun pula. Kita sudah seharusnya memberi perhatian kepada seniman yang masih konsisten dan berkomitmen melestarikan budaya kita yang adi luhung," ungkap H Akhmad Marjuki saat digelar pentas seni dan budaya di Dusun Kedungsalam, Kelurahan Plawad Kecamatan Karawang Timur, Sabtu (10/10). Menurut Marjuki, Karawang cukup mempunyai potensi seni budaya yang bisa dibanggakan dan diunggulkan sebagai ciri khas daerah selain goyang Karawang. hal itu dibuktikan dengan masih banyaknya seniman dan budayawan Karawang yang eksistensinya diakui banyak pihak. Tentunya, hal itu perlu untuk diapresiasi agar bisa lebih berkembang lagi. “Seniman topeng banjet dan seni rampak kendang merupakan salah satu di luar goyang Karawang yang butuh untuk dipromosikan lagi agar lebih dikenal masyarakat luar Karawang. ini tentu butuh komitmen kita bersama,” imbuh HAM. Hargai seni budaya Pada kesempatan yang sama, calon wakil bupati Dedi S Gumelar (Miing) menegaskan tekad dirinya dan pasangannya sebagai bentuk kecintaan terhadap Karawang. Meskipun keduanya bukanlah merupakan orang yang lahir di Karawang, tapi mempunyai komitmen untuk menghargai seni budaya Karawang. “Kami berdua memang bukan lahir di Karawang, tapi punya komitmen harus bermanfaat terhadap masyarakat Karawang. Kalau saat ini masih saja mempersoalkan orang mana yang jadi bupati, itu artinya mempersoalkan urusan Tuhan. Orang itu bermanfaat atau tidak menjadi lebih penting daripada orang itu lahir dimana,” kata Miing. Dia mencontohkan, keberhasilan Nabi Muhammad SAW saat memipin Madinah sebagai contoh yang patut diteladani. Kerukunan sahabat Ansor dan Muhajirin baginya merupakan bentuk kesadaran kehidupan kebangsaan yang harus dicontoh. “Nabi Muhammad itu kaum quraisy yang diterima memimpin Madinah. Orang Madinah berbesar hati karena memang kemampuan yang dimiliki Nabi Muhammad dalam memimpin di Madinah,” urainya. Miing bertekad dalam masa kepemimpinannya bersama H Akhmad Marjuki ke depan, masyarakat Karawang benar-benar mampu mengalami peningkatan taraf hidup lebih layak. Jangan sampai, citra Karawang sebagai daerah lumbung padi nasional ternyata tak terbukti. Masalahnya banyak masyarakat Karawang yang masih “berebut” mendapat beras miskin (raskin). “Karawang ini salah urus. Terkenal lumbung padi, tapi raskin tetap saja jadi rebutan. Kawasan industri besar, tapi banyak pengangguran. Ini yang harus jadi prioritas pembenahan kami. Makanya, nanti BLK (Balai Latihan Kerja, red) harus ada di tiap kecamatan,” tandas Miing. Acara pentas seni budaya tersebut dihadiri ratusan pengunjung dengan dihibur oleh penampilan grup musik Nocturnal, penyanyi dangdut Yus Yunus, pentas topeng banjet Daya Asmara pimpinan Agus Saban dan juga penampilan tari jaipong oleh 5 penari yang lolos seleksi untuk pentas di Korea Selatan bulan ini. (top)